Jalan Seorang 'Wayang' : Part 1 (Potongan Novel)
Frankfurt am Main, 12 Desember 2015. S alju perlahan menuruni langit Oberhausen pagi ini. Hmmh, pagi yang cerah meskipun sinar matahari masih sedikit sekali yang berpendar. Lambat laun ku tarik selimut tebal wol yang sudah 2 tahun ini setia tak beranjak dari tempat tidur. Selimut itu pemberian ibu saat aku hendak berangkat ke Jerman. Yah, sudah 2 tahun dan rasanya baru kemarin masih bisa ku hirup aroma kampung halaman. Bergegas aku melompat ke dapur. Menyiapkan sedikit pengganjal perut untuk pagi di awal musim dingin yang datang tepat waktu menjelang pertengahan Desember ini. Dingin sekali! Aku periksa penunjuk suhu ruangan. Ouch, 4 derajat di bawah nol. Sambil tersandung-sandung terpaksa aku ambil baju tebal musim dinginku, kalau tidak dalam satu jam bisa dipastikan kulit dan bibirku pecah-pecah berdarah. Untung lah ini hari Minggu, aku bisa ongkang-ongkang kaki sampai siang dan tentu saja tanpa mandi.