Nusantara: Romantisme Masa Lalu
Sedikit
menoleh ke beberapa abad silam, Indonesia sudah sangat terkenal di kancah
dunia. Hanya saja bukan dengan label Indonesia, tetapi lebih dikenal sebagai
Nusantara atau Nuswantara. Sebelum dijajah oleh bangsa Eropa (Indonesia tidak
hanya dijajah oleh Belanda dan Jepang. Dalam beberapa masa yang pendek, kita
pernah dijajah oleh Portugis, Spanyol, Inggris, dan Perancis), Nusantara sudah
kondang sebagai salah satu pusat perdagangan rempah dunia. Pasti sudah pernah
dengar tentang Jalur Sutra. S alah satu jalur yang paling banyak terintegrasi
dengan Jalur Sutra adalah jalur perdagangan rempah dan komoditas lain yang
berasal dari Nusantara. Sekarang Jalur Sutra akan dibangkitkan oleh China di
masa modern ini dengan agenda yang lebih komplek dan modern. Nanti akan ada
tulisan tersendiri soal itu.
Nusantara
dikaruniai alam dan tanah yang subur. Sangat subur. Tongkat kayu dan batu jadi
tanaman. Bahkan jin buang anak di sebuah area pertanahan, beberapa waktu
kemudian area tadi tumbuh menjadi perumahan dan kawasan elit sekarang. Lalu Singapura
nih ya, untuk memperluas garis pantainya pakai tanah dari Indonesia.
Hasilnya sekarang Singapura sekarang menjadi salah satu top tier negara
maju di dunia. Heuheuheu.
Nusantara
sangat subur. Berbagai tanaman tropis yang menghasilkan rempah tumbuh subur
bahkan tanpa perawatan. Jalur perdagangan kuno menunjukkan bahwa ekspor
Indonesia ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea, sekitar Laut Hitam, Balkan
bahkan ke Venezia. Selain itu ada juga jalur ke Mesopotamia, Mesir dan beberapa
daerah Afrika.
Bukan
hanya barang mentah, komoditas olahan juga diekspor ke bangsa dan
kerajaan-kerajaan kolega. Oleh karenanya, dari dahulu Nusantara sangat kenal
dengan kekuatan maritimnya. Negara kepulauan dan tersambung dengan jaringan
perdagangan internasional tentu berkewajiban membangun armada maritim yang
kokoh. Tengoklah ketangguhan Kapal Phinisi, pasukan laut Majapahit atau pasukan
laut Sriwijaya. Bukan kaleng kerupuk, bos!
Soal
seni, Nusantara juga sangat maju. Itulah mengapa Nusantara dengan bangsa
Indonesia-nya merupakan peradaban yang maju. Pernahkah kalian memperhatikan
karya seni kuno kita? Take one sample. Ukiran. Berbagai candi, patung,
senjata, tiang bangunan, pintu rumah kuno penuh dengan ukiran yang rumit,
halus, dan mengandung nilai filosofi. Seni adalah kebutuhan tersier manusia,
kebutuhan yang mahal dan dapat dipenuhi saat kebutuhan primer dan sekunder sudah
tercukupi dengan sangat baik. Akankah kalian pergi ke bioskop, membeli tiket
saat kalian dalam keadaan belum makan seharian penuh? Akankah kalian pergi bertamasya
saat kalian belum mampu membeli setelan pakaian? Atau akankah kalian membeli
motor Harley Davidson saat anak kalian belum mampu membayar iuran
bulanan sekolahnya, belum membeli peralatan sekolahnya? Sayangnya sekarang,
pertanyaan ketiga tadi jawabannya adalah iya meskipun bukan motor Harley
Davidson. Sorry, out of the line. Kembali lagi pada topik
sebelumnya, artinya masyarakat Nusantara kala itu sudah makmur, sejahtera, dan
sebagai salah satu poros perdagangan dunia.
(bersambung
ya gaes ya)
Gunawan Wiyogo Siswantoro
Jakarta, 4 Maret 2022
Comments
Post a Comment