Labirin 'Loopless' Bernama Dilatasi Waktu (Opini)
Berhubung rekan saya bertanya tentang dilatasi waktu, penuh suka cita saya
ingin menumpahkan uneg-uneg sekalian. Lebih agar opini/wacana/pengandaian saya
ini tidak hilang tertumpuk pengandaian-pengandaian yang lain.
Konsep waktu yang kita kenal umumnya
linier. Past, present, future. Tapi sehubungan Mr. Albert dengan
postulat-postulat relativitasnya begitu telak mengobrak-abrik keajegan konsep
dimensi ('waktu' salah satunya), sedikit banyak beberapa pengandaian saya
mengembun-menguap-mengembun selama ini. Kalau memang dilatasi waktu, seperti
yang dikuliti mulus oleh postulat-postulat Mr. Albert, itu benar-benar
memungkinkan terjadi, apakah waktu itu sendiri mempunyai dimensi turunan hasil
dari setiap sisa kemungkinan yang kita ambil? Mungkin seperti ini gambarannya.
Pada satu waktu, kita dihadapkan pada 2 kemungkinan yang bisa kita ambil, misal
contoh sederhana, melangkah keluar rumah dengan kaki kiri terlebih dahulu atau
kaki kanan terlebih dahulu. Jika kita ternyata melangkah kaki kiri, di saat
yang bersamaan kemungkinan kita melangkah dengan kaki kanan terlebih dulu pun
tercipta. Dua dimensi waktu pun terbentuk saat itu. Satu dimensi waktu adalah
dimensi yang kita jalani dengan melangkah kaki kiri terlebih dahulu, sedangkan
dimensi waktu yang satunya adalah yang kita jalani dengan melangkah kaki kanan
terlebih dahulu. Bayangkan kelanjutannya dengan setiap saat kita selalu
mempunyai lebih dari satu kemungkinan di setiap tindakan kita. Berapa
kemungkinan dimensi waktu yang terbentuk, dari satu individu selama masa
hidupnya? Infinite. Tak terbatas.
Sekali lagi, jika memang dilatasi waktu
terjadi seperti itu. Namun sekali lagi ada pertanyaan lanjutan. Akibat dari
adanya dilatasi waktu, muncul kemungkinan bahwa kita dapat melewati dimensi
waktu kita sekarang dan masuk ke dimensi waktu yang lainnya. Baik masa
lalu, masa depan, atau dimensi waktu sekarang dalam turunan dimensi yang
berbeda (seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya). Jika hal itu mungkin
terjadi, apakah kita bisa mengubah/membelokkan/mengarahkan seseorang atau diri
kita sendiri ke salah satu kemungkinan dengan tujuan mengubah nasib kita?
Secara logika, jika kita berhasil membelokkan keputusan diri kita yang lain di
dimensi waktu yang lain, hal itu tidak akan mengubah masa depan kita di dimensi
waktu yang kita jalani saat ini. Alasannya, masing-masing diri kita hidup di
dimensi waktu yang berbeda meskipun secara teori sama-sama berada di masa
sekarang. Pengandaian-pengandaian seperti itu sering berputar-putar di dalam
opini saya sendiri. Ditambah beberapa referensi yang saya baca, lengkap sudah
pengandaian itu menjadi labirin loopless di dalam sini, di
dalam opini saya.
Itulah kenapa saya mencintai
relativitas. Dia sangat membingungkan dan menjawab saya di waktu yang
bersamaan, sangat berdilatasi. Ini dari sisi relatif saya sih :')
#KopiMalamFreeportCity
Gunawan W.S.
Timika, 21.38 WIT 22 Agustus 2013
Comments
Post a Comment