Posts

Nusantara: Romantisme Masa Lalu

Pernahkah kalian menyaksikan satu fenomena unik saat mendapati seorang aktor atau aktris Indonesia yang mendapat porsi berperan di film internasional atau di film garapan Hollywood misalnya? Pasti pernah karena berulang-ulang fenomena itu muncul. Apakah itu? Euforia skala nasional. Berbagai media massa dibanjiri postingan masyarakat Indonesia yang beramai-ramai membicarakannya. Bahwa Indonesia sudah diakui dunia internasional, kualitas aktor dan aktris Indonesia mulai diperhitungkan. Kenapa kaget? Begitu juga saat brand lokal go internasional. Tidak perlu kaget yang berlebihan. Memang disana seharusnya posisi kita. Nation proud is good, but underestimate your kind is another issue . Seakan sebelumnya bangsa kita ini lemah dibanding yang lain.

Indonesia-Korea Selatan: Saudara Kembar Pinang, Cermin Dibelah.

Un diavolo scaccia l’altro. A devil punishes another devil . Satu quotes yang diucapkan Vincenzo, tokoh utama dalam series Korea Selatan yang berjudul serupa, Vincenzo. Sebagian latar series ini memang diambil langsung di Negeri Pizza, Italia. Maka, beberapa quote yang tersaji praktis juga dalam bahasa Itali. Di series ini penonton juga akan dimanjakan oleh luwesnya Song Joong Ki (pemeran Vincenzo) cas-cis-cus berbicara dalam bahasa pizza dan pasta. Aksennya cukup khas secara pribadi, mengingat saya sendiri sama sekali tidak mahir dalam bahasa Itali. Krispi nan gurih sekaligus empuk-empuk keju rasanya melihat Song Joong Ki berkali-kali pamer keluwesannya bicara dalam bahasa itu. Yes, tasted like a godd*mn whole pizza .

Apakah Setarling Visibel untuk Diakusisi?

Warga Jakarta tentu sangat familiar dengan brand kafe kopi dan minuman Setarbak. Selain harganya yang cukup premium, brand satu ini juga secara efektif (namun tidak efisien) menaikkan derajat sosial dalam pergaulan kawula muda. Sebenarnya tidak hanya warga Jakarta saja, Setarbak sejatinya memang sudah dikenal secara nasional.

Legadema

Legadema. Sebuah nama yang disematkan kepada seekor macan tutul betina muda di Afrika. Nama itu disematkan oleh dua peneliti (Derek dan Beverly Joubert) yang mulanya mengamati macan tutul itu dan berakhir keduanya jatuh hati pada si macan tutul cantik itu di tengah belantara alam Afrika. Derek dan Beverly kemudian mengabadikan Legadema dalam buku dan film dokumenter berjudul Eye of The Leopard

Kaki Lima

Gerobak dia dorong, disandar.  Didorong lagi.  Katanya kakinya sakit, yang nomor lima. Padahal minggu kemarin sudah disambung.  Pakai bambu bonggol yang kering keras. Kaki nomor lima itu memang paling rajin menyangga gerobak.  Berjam-jam.  Terik.  Apalagi hujan.  Kini nyeri lagi.  Keluhnya.  Mungkin karena sang tuan murung.  Pulang tengah malam dengan pedang berjajar di dompetnya. Gunawan Wiyogo Siswantoro 17 Juni 2020

Tontowi, si Anak Magang? Nir Nalar

Tak pernah terbayang di benak Tontowi, sebagai atlet bulutangkis internasional, bahwa di ujung karir nasibnya justru distempel sebagai atlet magang oleh PBSI. Setelah karir cemerlang dan dominasinya di beberapa kejuaraan internasional, tentu sulit membayangkannya. Tontowi pun sedikit meradang, namun tetap dengan pembawaan yang  kalem.  Rasa kecewa yang ditunjukkannya sangat bisa dimaklumi. Bukan semata-mata karena Tontowi arogan, sombong atau ingin mendapat perlakuan istimewa. Namun setidaknya PBSI perlu menalar kembali keputusannya. Pemberian status sebagai atlet magang ini lebih terasa sebagai penghinaan daripada sekedar penetapan di satu surat keputusan organisasi yang menaungi olahraga tepok bulu se-Indonesia tersebut. Tontowi Ahmad atau akrab dipanggil Owi bersinar sebagai pemain bulutangkis sebagian besar saat dipasangkan dengan pemain putri Liliyana Natsir sekitar 2010 silam. Keduanya kerap menjuarai pertandingan internasional termasuk pada Olimpiade 2016 di Brasil. Salah

Ramadhan dan Lebaran yang Plain Vanilla, Nikmat

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah Taqaballahu Minna Wa Minkum Shiyamana Wa Shiyamakum Mercon bumbung atau mercon bambu. Perang sabetan sarung. Kentongan sahur. Rudal kembang api. Long-march ngabuburit . Semua itu hanya secuil dari keriangan masa kecil berpuasa Ramadhan. Bagi para tukang onar junior kelas 1 SD sekalipun, nuansa Ramadhan menghadirkan kesan mendalam yang tidak terukur indahnya. Kalau dulu tentu saja kesenangan utamanya adalah libur sekolah beberapa hari. Tidak rutin tahun ke tahun, sih memang. Namun kesenangan-kesenangan yang lain tidak kalah menyegarkan. Bulan puasa Ramadhan selalu ditandai dengan sholat tarawih yang bernyali, berwibawa, dan gegap gempita yang menguar tak karuan. Mushola dan masjid berlomba booking penyewaan tenda dan alas sholat tambahan. Alasannya? Animo peminat sholat tarawih perdana di setiap season Ramadhan ini tinggi. Rebutan shaf. Bahkan tak jarang titel senior, baik dari segi usia maupun keilmuan agama Islam, ikut menjad