Kamuku dan Padang Ilalangmu (Sajak)
Padang ilalang itu masih disana.
Tapak-tapak kita masih tercetak di masing-masing sisinya,
beriringan, berseberang.
Tapak-tapak kita masih tercetak di masing-masing sisinya,
beriringan, berseberang.
Senyummu begitu riang menjejaki
bedengan lumpur sepanjang selasar kali yang mengurai panjang,
berderak retak.
bedengan lumpur sepanjang selasar kali yang mengurai panjang,
berderak retak.
Padang gersang itu ada di sini.
Mengerang garang pada setiap pelangkah.
Menggeram lamban. Merutuki jejak-jejak
berdebu tak terjamah,
meremah.
"Aku pulang",
bisikku pada reranting genting
tempatku bergemelayut seingusan dulu,
hanyut.
Samar denyut wajahmu semakin
jelas mengumpul, teduh.
Indah.
"Aku pulang",
lirihku pelan di ujung keningmu.
"Aku pulang",
perihku kandas pada pada ilalang.
Gunawan Wiyogo Siswantoro
Gunawan Wiyogo Siswantoro
Prambon, 23:56 WIB
09 November 2013
09 November 2013
*(Satu gubahan dari salah satu 24 rangkaian awal draft Antologi 'Langit')
Comments
Post a Comment