Gatotkaca, Kapan Mengudara Kembali? Part #1

Di masa pandemi seperti saat ini, salah satu hal yang paling tidak kita inginkan adalah terjadi krisis. Menyoal tentang krisis, Krisis Moneter 1998 atau krismon adalah salah satu yang terbesar dan membekas dalam sejarah bangsa Indonesia. Satu titik turbulensi yang tidak hanya menggoncang stabilitas sosial-ekonomi-politik-militer, tetapi juga menggeser dan meruntuhkan hegemoni salah satu poros utama kekuasaan di Indonesia saat itu. Penguasa Orde Baru dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sengaja soal lebih-kurang barusan dimunculkan agar tidak terjadi ledekan ala Piye? Enak Jamanku, Tho? Biar tidak terjadi saling lempar ejekan tentang enak jamannya siapa.

Meskipun tidak dapat dibuktikan hubungan sebab-akibatnya secara langsung, sebelum krismon Indonesia berada pada satu momentum penting. Satu momentum yang mempunyai energi potensial terbesar untuk menjadikan Indonesia negara besar dan berdikari. Momentum apa itu? Pesawat komersil buatan Indonesia, Gatotkaca N250, terbang perdana.

Sebelum peristiwa krismon bangsa Indonesia sedang membuncah perasaannya. Bangga dan haru. Bahkan dapat dikatakan saat itu mayoritas bangsa Indonesia terhubung rasa batinnya sebagai bangsa yang benar-benar besar. Yaitu saat N250 berhasil mengudara dalam uji terbangnya pada 10 Agustus 1995 dan mendarat kembali dengan mulus di Lapangan Udara Husein Sastranegara. Tokoh utamanya adalah Bapak Teknologi Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie. Mr. Crack. Eyang Habibie. Berkat beliau, Gatotkaca benar-benar terbang dan dapat disaksikan secara kasat mata oleh ratusan juta bangsa Indonesia. Tidak hanya terbang di pakelir wayang seorang dalang. Lakon wayangnya pun ada yang pas, Gatotkaca Winisuda. Gatotkaca diwisuda/dilantik.

N250 memang benar terbang pada Kamis Legi 10 Agustus 1995 itu, namun dia tidak pernah benar-benar terbang merdeka karena kemudian dibatalkan dan dihapus proyek produksi massalnya di kemudian hari. Diaborsi sejak dalam kandungan ibu pertiwi. IPTN selaku bidannya disegel karena dinilai lembaga internasional membebani negara di masa krismon. Such a coincidence. Di saat Indonesia bersiap tinggal landas sesuai dengan cita-cita REPELITA, krismon datang. Dan seakan terpasung dalam sebuah orkestrasi mahabesar, industri-industri strategis dalam negeri diberangus. Ndak ada main-mainan dengan teknologi kalau utang banyak, makan susah. Begitu kira-kira perintah IMF, yang besar-besaran ngutangi Indonesia saat krismon. Indonesia manut.

Sejatinya, N250 membawa peluang besar bagi negara ini. Gatotkaca ini bisa menjadikan Indonesia sebagai pemain penting dalam ekonomi dunia. Minimal dalalm percaturan negara-negara produsen pesawat terbang. Lebih spesifik lagi, sebagai produsen pesawat terbang antar pulau. Potensinya tidak main-main. Satu potensi masif seperti yang tercantum dalam gagasan, dalam alam pikir Bung Karno, yang kemudian langkah awal gagasan itu diwujudkan Eyang Habibie. Industri Dirgantara Nasional.

Cikal bakal Gatotkaca N250 sebenarnya adalah CN-235. Pesawat komersil serupa besutan IPTN Indonesia dengan pabrikan Spanyol Cassa. Cassa Nusantara-235. Ambisi membuat pesawat sendiri ini sudah dicetuskan IPTN pada 1986 di Indonesia Air Show. Mimpi itu kemudian terwujud saat prototipe N250 dengan sandi Gatotkaca mengudara 10 Agustus 1995. Kemudian diikuti juniornya, prototipe kedua, yang terbang dengan sandi Krincing Wesi pada 19 Desember 1996. Setelahnya badai krismon itu datang. Andai.


Gunawan Wiyogo Siswantoro
15 Mei 2020

Comments

Popular posts from this blog

Labirin 'Loopless' Bernama Dilatasi Waktu (Opini)

Nusantara: Romantisme Masa Lalu

Jaya Jaya Wijayanti! (Resensi Buku Seri Kelima Gajah Mada: Hamukti Moksa)