Lele yang Muncul ke Permukaan dan Kangkung yang Naik Daun
Lele dan
kangkung akan naik pamornya dalam beberapa bulan ke depan. Statusnya: Mungkin. If condition. Kondisi itu sangat mungkin
terjadi karena belakangan ini beredar sebuah panduan ternak lele dan budidaya kangkung sederhana di linimasa beberapa media sosial. Panduan ini berpotensi diikuti oleh sebagian besar masyarakat karena tergolong mudah dan
murah untuk diterapkan di area-area sempit. Hanya membutuhkan area seluas ember air. Benar, ember air. Dalam panduan tersebut dijelaskan bagaimana
mengkombinasikan ternak lele dan budidaya kangkung dalam media sederhana berupa
ember air dan gelas plastik bekas air minum kemasan. Secara garis besar, lele
akan diternakkan di dalam ember, sedangkan kangkung akan dibudidayakan di dalam
gelas plastik yang digantung di atas ember tadi sehingga dapat menyerap air dan
nutrisi dari air di dalam ember.
Alasan mengapa
spesies lele yang dipilih mungkin atas pertimbangan kualitasnya sebagai
penyintas di kondisi ekstrem. Lele sanggup bertahan hidup beberapa menit tanpa
air. Sehingga berdesakan di dalam ember dengan kualitas air seadanya, sirkulasi
oksigen tipis pun lele tentu lebih dapat diandalkan dari ikan konsumsi jenis lain.
Menarik dan mudah sekali, bukan.
Inisiatif
ini sendiri pertama kali ditemukan oleh Dosen Budidaya Perikanan dari
Politeknik Negeri Lampung, Juli Nursandi. Bahkan Juli Nursandi juga
memperkenalkan nama beken dari
inisiatif ini. BUDIKDAMBER, Budidaya Ikan Dalam Ember. File panduannya pun
dibagikan secara gratis melalui sambungan Whatsapp
beliau. Hal ini menarik karena inisiatif Budidaya Ikan Dalam Ember menjadi
terkenal luas sebagai salah satu upaya menghadapi dampak sosial-ekonomi pandemi
Covid19 ke depan.
Pandemi Covid19
membawa dampak yang luas dan masif dalam cara pandang kesehatan saat ini. Namun
sebagian besar masyarakat mulai menyadari dampak ikutan yang nanti menyertainya. Dampak ekonomi-sosial. Penerapan social and physical distancing tentu berefek
pada menurunnya tiga kegiatan besar ekonomi. Produksi, konsumsi, dan distribusi.
Saat ini, ketiganya sudah menurun drastis. Konsumsi dan distribusi dari segala
level sedang tertahan dan terbatas. Sektor produksi pun secara
alami akan menurunkan kapasitasnya. Lha
wong yang punya duit berhemat, yang
nggak punya duit ya nggak belanja. Pabrik
dan perusahaan bergantian napas satu-satu. Senin-Kamis. Senin napas, Kamis
napas lagi. Tapi Kamis-nya minggu depan.
Rantai-rantai
supply-demand akan bergeser slope-nya mengikuti turunnya pertumbuhan
ekonomi. Sudah mulai terlihat di pertengahan bulan puasa tahun 2020 ini.
Inflasi di bulan puasa dan masa Lebaran selalu menjadi salah satu indikator sederhana
apakah ekonomi baik-baik saja. Apakah masyarakat kita masih doyan belanja apa tidak. Inflasinya hampir
selalu tinggi. Itu kebiasaannya. Namun kali ini tidak. Inflasi April 2020 hanya
0,8%, kalau saya tidak salah ambil angka. Secara naluriah, masyarakat pun pelan-pelan
menyadari bahwa masa-masa ke depan juga tidaklah mudah. Ekonomi jelas sulit.
Apalagi untuk golongan Elit, yang sudah ekonomi
sulit dari awal.
Praktis, mengasah
insting ketahanan pangan mandiri
menjadi salah satu skill yang mempunyai
hukum sunnah muakkad untuk dipelajari
saat ini. Dari sinilah nampaknya latar belakang inisiatif memasyarakatkan ide Budidaya
Ikan Dalam Ember tadi. Brilian. Ide menarik ini tentu saja sangat mungkin dan
justru menjadi lebih pas jika mulai diadopsi untuk ternak/budidaya bahan pangan
yang lain, untuk saling melengkapi. Karena akan cukup sulit juga jika beberapa
bulan ke depan, lauk-pauk dan sayur mayur kita yang biasanya beragam
pilihannya, ternyata bergeser ke lele dan kangkung saja. Atau jangan-jangan
lele dan kangkung ini yang menjadi new
normal untuk beberapa waktu ke depan? Jangan, ya.
Gunawan
Wiyogo Siswantoro
07 Mei 2020
-https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/04/182000065/ramai-soal-budikdamber-berikut-cara-ternak-lele-dan-tanam-kangkung-dalam
Comments
Post a Comment