Pantaskah Kita Dipanggil Inlander? Part #1

Napoleon Bonaparte pernah menyatakan satu pendapat tentang apa itu sejarah. What is history, but a fable agreed upon? Kemudian Winston Churchill juga pernah mengatakan kalimat yang ikonik bernada serupa beberapa tahun setelahnya. History is always written by the winners. Meskipun orisinalitas quote tersebut masih belum jelas disematkan kepada siapa, (belakangan quote ikonik tersebut juga diatributkan pada Niccolò Machiavelli, diplomat-politikus sekaligus filsuf asal Italia di abad ke-15), namun quote itu sudah cukup melegenda dan kerap dicomot kanan kiri dalam berbagai teks pidato bernuansa politik dan perjuangan.

Sejarah Indonesia sebagai bangsa dan negara tentu tidak dapat dilepaskan dengan bagaimana para anak bangsa ini memperoleh kemerdekaannya. Pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menang. Maka sebagai pemenang, bangsa Indonesia yang berhak menulis sejarah akan dirinya. Setidaknya seperti itu menurut Winston atau Napoleon atau Niccolò.

Sebelum merdeka, Indonesia dijajah bergantian oleh beberapa negara/bangsa. Secara norma waktu, sebut saja beberapa negara/bangsa itu antara lain Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis, Inggris, kemudian Jepang. Mengapa ada Perancis juga Spanyol, negara- negara yang jarang kita ketahui sejarahnya pernah menjajah Indonesia? Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa di masa lampau, Eropa identik dengan sekumpulan negara penjajah.

Sekitar abad ke-15, hegemoni negara-negara Eropa di Asia sedang besar-besarnya. Banyak negara dari Benua Biru itu berlomba-lomba menemukan tanah baru di dunia belahan Timur (menurut sudut pandang mereka sebagai bangsa Barat). Kata ‘menemukan’ ini memang sarkastik karena pada kenyataannya tanah baru ini sudah berpenduduk, bukan benar-benar baru, kosong, tak tersentuh, apalagi tak berpenghuni.

Adanya suku-suku asli di berbagai tanah belahan dunia Timur ini menyebabkan ada penolakan karena perbedaan nilai-nilai yang dipaksakan. Sehingga yang terjadi adalah perang dan berlanjut ke masa kolonisasi dan penjajahan. Perlombaan memperluas pengaruh dan daerah kekuasaan ini menyebabkan negara yang satu bersaing ketat dengan negara yang lain sehingga terjadi perang juga diantara negara-negara Eropa. Sehingga, apabila satu negara Eropa kalah perang dan dikuasai oleh negara Eropa yang lain, otomatis daerah koloninya pun jatuh ke tangan negara pemenangnya. Begitu seterusnya. Itulah mengapa pada beberapa masa Indonesia dijajah oleh suatu negara Eropa dalam kurun waktu yang singkat dan kemudian beralih status jajahannya ke negara lain.

Tentu yang sangat melekat, karena paling lama masa menjajahnya, adalah Kerajaan Belanda. Saking lamanya, hingga saat ini, ada sebagian masyarakat Indonesia yang masih keder jika berhadapan dengan bule putih meskipun bukan orang Belanda. Kegetiran penjajahan selama 350 tahun mungkin meresap hingga ke level DNA. Genetis. 

Tahun 1945 Indonesia merdeka. Indonesia menang atas penjajahan berkat perjuangan semua lapisan masyarakat dan tokoh bangsa. Pertanyaannya, secara pribadi, mengapa Belanda sangat lama menjajah Indonesia? Seberapa banyak kependudukan Belanda di Indonesia kala itu? Seberapa kuat? Kemudian, saat Indonesia sudah merdeka, siapa yang kemudian menuliskan sejarahnya? Dari lapisan mana?

Gunawan Wiyogo Siswantoro
12 Mei 2020

Comments

Popular posts from this blog

Labirin 'Loopless' Bernama Dilatasi Waktu (Opini)

Nusantara: Romantisme Masa Lalu

Jaya Jaya Wijayanti! (Resensi Buku Seri Kelima Gajah Mada: Hamukti Moksa)